Thursday, December 10, 2015

Agama Sebagai Pegangan Hidup dalam Zaman Kaliyuga


Om Swastyastu
Om Awighnam Astu namo Siddham
      Agar kita dapat mengetahui keberadaan kita sekarang ini, maka ada baiknya kita mengetahui Zaman Hindu terlebih dahulu. Dalam kitab suci mahanirwana tantra : Sloka 81, Nitisastra :IV.13 dan Bhagavadgita:VII.9 disebutkan ada 4 zaman9yuga) dalam Hindu yaitu:
1.      Krta-yuga (zaman keemasan ,zaman damai dan kebajikan)
-                   Lama zaman ini :1.440.000 tahun
-                  Umur orang mencapai 100.000 tahun
-                  Adanya kebaikan saja tidak ada kejahatan
-                  Dharma(kebaikan) diajarkan melalui Sruti
-                 Melakukan tirakat (samadi) yang diutamakan orang
-                  Manusia dan binatang mempunyai kedudukan yang setingkat dengan para dewa
2.      Treta-yuga (zaman perak, zaman kehidupan rohani yang memudar)
-                  Lama zaman ini 1.080.000
-                  Umur orang mencapai 10.000 tahun
-                  Kebaikan 75% berarti sudah aa kejahatan 25%
-                  Dharma diajarkan melalui Smerti
-                  Ilmu pengetahuan yang dimuliakan orang
-                  Manusia dan binatang yang mempunyai kedudukan sama dengan Dewa mulai berkurang.
3.      Dwapara-yuga (zaman perunggu, zaman kegoncangan
-                  Lama zaman ini 720.000
-                  Umur orang mencapai 1000 tahun
-                  Kebaikan masih 50% tetapi kejahatan 50% juga
-                  Dharma diajarkan melalui Purana dan Ithiasa ( sejarah para awatara)
-                  Melakukan yadnya untuk mendapatkan kemakmuran duniawi yang dimuliakan orang
-                  Kedudukan manusia semakin merosot terhadap kedudukan para Dewa
4.      Kali-yuga (zaman besi, zaman kacau dan pertengkaran)
-                  Lama zaman ini 360.000 tahun, dimulai 18 februari 3102 SM ( sejak penobatan Prabhu                             Parikesit, cucu Arjuna sebagai Raja hastina Pura)
-                  Umur orang mencapai 100 tahun dipermulaan zaman ini dan mencapai 40 tahundi akhir                            vzaman ini
-                  Kebaikan tinggal 25% dan kejahatan 75%
-                  Dharma diajarkan melalui agama
-                  Pemberian yang dimuliakan orang
-                  Diperkiradan ada lebih dari tiga kitab suci zaman ini.

      Zaman kali ditandai dengan banyaknya pertengkaran, keserakahan, kepalsuan, bencana yang dapat mengakibatkan malapetaka, penderitaan dan ketakutan. Hidup di zaman ini banyak godaannya karena di sekeliling kita ada 75% yang  tidak mengindahkan kebenaran yang abadi (Sanatanadharma).  Selain itu kesempatan hidup untuk mengisi hal – hal bermanfaat sesuai petunjuk agama sangat singkat waktunya. Oleh karena itu kita harus berhati – hati dalam menghadapi hidup ini. Sebab kalau salah menjalani hidup ini niscaya kita akan dihadapkan kepada jurang kehancuran diri yaitu neraka. Orang – orang yang melanggar ajaran Dharma akan mengalami reinkarnasi sangat cepat sekali, bahkan belum satu tahun meninggal sudah lahir ke dunia di tempat orang yang tidak baik, sehingga penderitaan akan dialami oleh orang ini.
Pada kali-yuga ini Dharma diajarkan melali agama yang tersurat dalam kitab suci Atharva veda XII.1.1 :
Satyam Brhad rtam ugram diksatapo
Sa no bhutasya bhawyasya,
Patnyurum brahma yajnah prthiwim dharanti
Lokam prthiwim nah krnotu
Artinya : Agama adalah satya, rta, tapa, brahma, dan yadnya. Semoga semua ini dapat memberikan tepat dan mengatur hidup kita, dulu, sekarang dan yang akan dating di dunia ini.
1.      Satya : kebenaran abadi
Kemanapun kita pergi dan di manapun kita berada serta apapun yang kita kerjakan. Hendaknya harus berpegang pada kebenaran yang abadi (sanatadharma). Tetapi bukan kebenaran relative yaitu kebenaran menurut seorang atau kelompok. Hyang Widhi (Brahman) telah bersabda yang tersurat dalam kitab suci Bhagawadgita IV.8
            Paritranaya sadhunam
            Winasaya ca dusktram
            Dharma samsthapanarthaya
            Sambhawani yuge-yuge
Artinya untuk melindu8ngi orang – orang bajik dan untuk memusnahkan orang jahat, Aku lahir ke dunia dari masa ke masa untuk menegakkan Dharma.
Melalui sabda ini, Brahman telah berjanji akan melindungi umat-Nya yang selalu berbuat baik atau berpegang pada kebenaran yang abadi. Demikian juga Brahman akan selalu memusnahkan orang – orang yang berbuat jahat. Oleh karena itu kita tidak boleh ragu sedikitpun dalam menjalani hidup ini.
Pada sloka 7 Adhaya IV dalam kitab suci Veda Bhagawadgita juga tersurat
            Yada – yada hi dharmasya
            Glanir bhawati bharata
            Abhyuttanam adharmasya
            Tada’tmanam srijamy aham
Artinya sesungguhnya manakala Dharma berkurang kekuasaannya dan kejahatan hendak merajalela, O Arjuna saat itu maka Aku ciptakan diriKu sendiri.
2.      Rta : perundang undangan yang mengatur hidup manusia yang bersumber dari Veda
Dalam menjalani hidup pada zaman ini kita tidak boleh lagi gugon tuwon, hanya berpegang pada tradisi – tradisi yang kita warisi selama ini. Kita harus kembali ke Veda. Selain itu melalui penghayatan dan pengamalan Veda akan dapat menyelamatkan diri kita sendiri, sanak keluarga dari dosa, dan menyelamatkan leluhur sampai sebelas tingkatan. Oleh karena itu jangan sampai Veda itu tidak dikenal dan dipahami. Veda sruti jumlahnya ada empat bagian. Mengapa jumlahnya banyak? Sebenarnya dulu kitab suci Veda hanya satu Karena umat yang hidup pada zaman kali ini umjurnya penek maka Maha Rsi Vyasa atas anugerah dewa Brahma membagi kitab suci Veda yang sangat tebal inimenjadi empat bagian yang disebut catur Veda. Keempat kitab suci ini diintisarikan kedalam kitab suci Bhagawadgita. Veda ini sudah berisi tuntunan hidup baik di dunia maya ini atau perjalanan atman menuju dunia pitraloka, swargaloka, swahloka, mahaloka dst, sehingga memungkinkan seseoarang untuk menguasai setidak – tidaknya satu bagian dari empat veda itu.
Termasuk veda adalah sruti ( Catur Veda, bhagawadgita), Smerti ( Sarasmuscaya, Manawa dharmacastra, dsb), Sila ( tingakah laku sesorang suci), Acara ( adat istiadat/ tradisi hidup zaman dahulu), dan atmanastuti ( berisi kesepakatan pertimbangan yang matang dari orang bijak).
Manawa Dharmacastra II.6
            Vedo’khilo dharma mulam
            Smrti sile tad vidam,
            Acarasca iva sadhunam
            Atmanas tustir eva ca
Artinya veda adalah sumber dari segala Dharma, kemudian barulah smrti, disamping sila, acara dan atmanastuti
Manawa Dharmacastra XII.96
            Utpadyante cyawante ca
            Yanyato’nyani kanicit
            Tanyarwatika caya
            Nisphalayana nrtani ca
Artinya semua ajaran yang berbeda dari veda yang lahir dan akan segera musnah adalah tak bernilai dan palsu karena itu adalah dari zaman modern.
3.      Diksa : penyucian diri
Dalam kitab suci veda Smrti Manawa Dharmacastra V.109 tersurat
            Adbhirgatrani cuddhyanti
            Manah satyena cuddhyanti
            Widyatapobhyam bhutatma
            Budhir jnanena cuddhyati
Artinya tubuh dibersihkan dengan air, pikiran disucikan dengan kebenaran, jiwa disucikan dengan kitab suci dan tapa brata, budi disucikan dengan kebijaksanaan.
Sloka ini menekankan kepada kita janganlah hanya tubuh yang dibersihkan dengan air, sampai dua kali mandi setiap hari, melainkan budi, pikiran dan jiwa juga harus disucikan setiap harinya. Oleh karena itu lakukan sadhana setiap hari dan brata merupakan latihan kedisiplinan seperti mengkonsumsi makanan satwik, mengatur pola makanan yang seperlunya, berpuasa ekadasi 2 kali sebulan yaitu pada hari kesebelas setiap bulan purnama dan tilem dikurangi empat. Selain itu lakukan yoga secara rutin termasuk didalamnya meditasi, mendengarkan lagu suci, dll sebab kesemuanya ini dapat menyucikan buddhi, pikiran dan jiwa.
4.      Tapa : pengendalian diri
Salam kitab suci veda Smrti Manawa Dharmacastra VI.60 tersurat
            Indriyanam nirodhena raga
            Dwesaksayena ca
            Ahimsaya ca bhutanam amri
            Tatwaya kalpate
Artinya dengan mengendalikan panca indranya, dengan menghancurkan kebencian dan tidak menyakiti mahluk lain, ia layak untuk mendapatkan kehidupan yang kekal abadi.
Dalam menjalani hidup ini kita harus selalu mengendalikan diri mulai dari pikiran, perkataan dan perbuatan. Untuk melindungi pikiran supaya tidak nglantur kemana – mana maka tambatkanlah pikiran pada Brahman. Selain itu janganlah membiasakan diri mengumbar pembicaraan yang tidak ada manfaatnya berlatihlah dari sejak dini agar dalam berbicara selalu mempunyai manfaat yang baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Bila kita selalu berfikir benar kemudian ditindaklanjuti dengan berbuat benar, maka diharapkan diri kita akan terpancar kedamaian dalam kehidupan sehari – harinya.
5.      Brahma : doa atau mantram
Doa adalah mantram tertentu yang digunakan untuk memuja dan memohon anugerah Brahman. Selain sembayang rutin seperti Tri Sandhya doa sangat baik untuk meningkatkan spiritual seseorang. Selain itu dengan berdoa dapat meningkatkan karma wasana yang sangat besar.
Antara sembayang dan berdoa mempunyai perbedaan dari kelengkapan sarana dan tempatnya. Doa dapat diucapak setiap saat dan dimana saja. Oleh karena itu lakukan doa dalam kehidupan sehari – hari.
 Ada doa mukjisat yang selalu diucapkan oleh arjuna sebagai rasa baktinya kepada Sri Krishna sebagai awatara dewa Wisnu selama perang Bharata Yudha pada zaman dwapara dengan mengucapkan doa ini berulang – ulang akhirnya Sri Krishna memberikan rahasia atau kegaiban Brahman kepada Arjuna. Bahkan wahyu – wahyu bBrahman yang telah tertulis dalam kitab suci catur Veda disabdakan kembali oleh Sri Krishna kepada Arjuna, sabda – sabda tersebut tersurat dalam kitab suci Bhagawadgita. Kitab suci ini termasuk Veda kelima. Doa mukjizat yang disebut doa subhasita itu adalah
            Tvam eva mata ca pita tvam eva
            Tvam eva bandhus ca sakha tvam eva
            Tvam eva widya dravinam tvam eva
            Tvam eva sarvam mama deva – deva
Artinya Hyang Widhi, Engkau adalah ibu dan bapakku yang sejati sahabat dan teman terkasih. Engkau sumber ilmu pengetahuan dan pemberi kekayaan, bagi hamba Engkau adalah segalanya dewa tertinggi.
Berdoa kepada Brahman adalah seperti memohon sesuatu kepada orang tua. Brahman dalam doa umat Hindu diyakini sebagai ibu dan bapak yang sejati pemberi kekayaan pengetahuan sebagai sahabat dan teman sejati. Oleh karena itu lakukanlah doa ini setiap saat, Brahman pasti akan menganugerahkan kekuatan sucinya.
6.      Yadnya : persembahan suci yang dilakukan dengan tulus ikhlas.
Dalam Manawa Dharmacastra VI.35 tersurat
            Rinani triyapakritya
            Manomokse niwecayet
            Anapkritya moksam tu
            Sewamano wrajatyadhah
Artinya kalau ia telah membayar tiga macam hutangnya ( kepada Brahman, leluhur dan orang tuanya) hendaknya ia menunjukkan pikirannya untuk mencapai kebebasan terakhir ( moksa) ia yang mengejar kebebasan terakhir ini tanpa menelesaikan ketiga macamnya hutangnya akan tenggelam ke bawah.
Selama menjalani hidup ini kita harus membayar tiga utang ( Tri Rna) kalau atman kita nantinya ingin mencapai moksa. Bila tidak melaksanakan kewajiban ini, tentunya akan tenggelam ke dalam lembah kesengsaraan atau neraka.
Untuk membayar ketiga hutang ini maka dilakukan panca yadnya, yaitu Dewa Rna dibayar dengan dewa yadnya dan bhuta yadnya, pitra rna dibbayar dengan pitra yadnya dan manusa yadnya. Dan rsi rna dibayar dengan rsi yadnya
Melalui yadnya juga dapat menyucikan diri seseorang tersurat dalam Bhagawadgita XVII.5 yaitu
            Yadnya dana tapah karma
            Na tyajyam karyam ewa tat
            Yajno danam tapas cai wa
            Pawanani manisinam
Artinya beryadnya, berdana, dan tapa brata jangan diabaikan melainkan harus dilakukan karena yadnya berdana dan tapa adalah penyuci bagi orang arif bijaksana.
Sekali lagi agama yang terdiri dari satya, rta, diksa, tapa, brahma dan yadnya harus dijadikan pegangan hidup pada kali yuga ini

Om Santih, Santih, Santih Om

0 komentar:

Post a Comment