Thursday, December 10, 2015

Puasa Ekadasi


Ada dua macam puasa yaitu puasa agama dan puasa ilmiah (ratio). Puasa gama dilakukan dengan maksud untuk menyucikan rohani agar lebih mudah memusatkan pikiran saat dengan kehadapan Brahman. Sedangkan puasa ilmiah dilakukan untuk membersihkan tubuh, dengan membuang racun – racun sebagai penyebab utama penyakit dalam tubuh. Kalau ada gejala penyakit satu cara untuk menormalkan tubuh adalah dengan berpuasa memberikan alat penvernaan untuk beristirahat mempermudah proses penyembuhan
Dengan alasan tersebut maka makanan harus diimbangi dengan berpuasa. Sekarang ini umat Hindu banyak melakukan puasa hanya sekali setahun yakni puasa Nyepi atau pada saaat Sivaratri. Mereka belum mengetahui ada puasa ekadasi yaitu jatuh pada hari kesebelas menurut perhitungan bulan. Cara mengetahui hari ekadasi adalah jatuhnya purnama dan tilem dikurangi empat. Jadi dalam sebulan ada dua kali hari ekadasi. Puasa ekadasi tersebut dikisahkan d;am kitab Padma Purana. Kisahnya diawali olehpertanyaan Rsi Jaimini kepada Srila Vyasadeva.

  1. Duhai Sri Gurudeva mohon jelaskan mengenai munculnya Ekadasi dan manfaat dari berpuasa pada hari ekadasi.
  2. Srila Vyasadeva menjelaskan wahai Jaimini manfaat dari mengikuti brata ekadasi bisa dijelaskan oleh hanya Narayana Sendiri. Walaupun demikian baiklah guru akan menjelaskan secara singkat saja. Setelah Brahman menciptakan mahluk – mahluk hidup untuk mengisi alam ciptaanNya. Beliau juga menciptakan mahluk Papa Purusa. Mahluk ini tugasnya menghukum mahluk yang berbuat dosa, seluruh badan mahluk ini terdiri dari perwujudan dosa. Badan mahluk ini berwarna hitam dan matanya kuning emas. Ia menyiksa dengan ganas mahluk berdosa. Akibat siksaan dariPapa Purusa ini mahluk hidup mengalami penderitaan yang hebat. Dewa Wisnu amat kasihan, untuk membebaskan mahluk yang disiksa papa Purusa ini, dewa Wisnu mengambil wujud sebagai hari ekadasi.
  3. Sang Papa Purusa mendekati Dewa Wisnu sambil menangis memohon, wahai Dewa Wisnu wujud anda Sri Ekadasi membuat hamba bagaikan hangus terbakar. Hamba tela berusaha menyelamatkan diri dan bersembunyi diberbagai badan mahluk di swarga, bumi maupun neraka. Tetapi tidak satu tempatpun memberikan perlindungan kepada hamba oleh karena itu wahai Brahman selamatkanlah hamba, dimanakah tempat hamba harus berlindung tanpa mengalami kesengsaraan dan rasa takut.
  4. Untuk memberikan karunia kepada Papa Purusa ini, Dewa Wisnu memberikan petunjuk bahwa pada hari ekadasi tempat yang aman adalah nasi, kacang – kacangan, dan tepung – tepungan. Dewa Wisnu menyabdakan bahwa segala jenis dosa akan berada dalam makanan tersebut pada hari ekadasi. Kalu tidak mampu berpuasa boleh tidak memakan makanan yang terbuat dari nasi, kacang – kacangan dan tepung – tepungan. Hanya boleh minum sari buah dan sayur – sayuran.

    Jadi puasa pada haari ekadasi dimaksudkan untuk memberi waktu istirahat pada alat pencernaan tubuh. Saat ini alat pencernaan hanya mencerna sisa – sisa atau kerak – kerak makanan yang tersisa dalam tubuh. Ini artinya puasa pada hari ekadasi selain untuk meningkatkan kemajuan aspek rohani juga untuk meningkatkan kesehatan jasmani.

0 komentar:

Post a Comment